Beranda | Artikel
Amalan Antara Adzân dan Iqâmah, Menjawab Adzân dari Radio Tape
Rabu, 16 Maret 2016

AMALAN KHUSUS ANTARA ADZAN DAN IQAMAH

Oleh
Ustadz Anas Burhanuddin MA

Pertanyaan.
Ustadz, saya mohon penjelasan, apakah ada dasarnya tentang bacaan atau amalan yang dilakukan antara adzân dan iqâmah ? Jazâkumullâh khairan.

Jawaban.
Semoga Allâh menambah semangat anda untuk mempelajari agama dan mengamalkannya atas dasar ilmu yang benar. Ada beberapa amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad n untuk mengisi waktu antara adzân dan iqâmah, yaitu:

1. Mengikuti bacaan muadzin kemudian bershalawat atas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan mendoakan wasilah untuk beliau.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ، لا تَنْبَغِي إِلا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Jika kalian mendengar muadzin memanggil, ucapkanlah seperti apa yang dia ucapkan, kemudian ucapkan shalawat untuk saya, karena barang siapa yang bershalawat untuk saya sekali, dengan shalawat itu Allâh akan bershalawat untuknya  sepuluh kali. Lalu mintakanlah wasilah untuk saya, karena wasilah adalah suatu kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk salah satu hamba Allâh, dan saya berharap sayalah hamba itu. Dan barangsiapa memintakan wasilah untuk saya, telah halal baginya syafaat. [HR. Muslim no. 384]

2. Berdoa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا

Sungguh doa tidak ditolak di antara adzân dan iqâmah, maka berdoalah kalian.  [HR. Ahmad no. 12584 dan at-Tirmidzi no. 212, dihukumi shahih oleh al-Albani]

3. Shalat sunnah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

«بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ، بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ»، ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ: «لِمَنْ شَاءَ»

“Antara dua adzân ada shalatnya. Antara dua adzân ada shalatnya.” Kemudian pada kali ketiga beliau menambahkan, “Bagi yang mau.” [HR. al-Bukhâri no. 624 dan Muslim no. 838]

Yang dimaksud dengan dua adzân di sini adalah adzân dan iqâmah, disebut demikian karena taghlîb (adzân dimenangkan atas iqâmah).[1] Dan jika ada yang mengisinya dengan dzikir atau membaca al-Quran, hal itu bagus juga karena dzikir adalah doa ibadah (doa berupa ibadah) dan saudara dari doa masalah (doa berupa permintaan).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XVII/1435H/2014. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079 ]
_______
Footnote
[1] Muhammad Fuad Abdul Baqi, Shahîh Muslim 1/573.

APAKAH DIJAWAB ADZAN DARI RADIO TAPE?

Pertanyaan
Apa hukum mengulangi adzan dan doa adzan setelah adzan (dikumandangkan dari) radio tape?

Jawaban
Alhamdulillah.

Jikalau adzan rekaman ini dilantunkan waktu shalar, maka disyareatkan untuk menjawabnya. Syekh Bin Baz rahimahullah telah ditanya: “Apakah diperbolehkan menjawab adzan yang keluar dari radio tape?,

Beliau  menjawab:”Jikalau (bertepatan) waktu shalat, maka disyareatkan untuk menjawabnya. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wasallam : 

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ، ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لا تَنْبَغِي إِلا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ  رواه مسلم 577

Kalau engkau semua mendengar muadzin maka katakan seperti apa yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku. Karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan mendoakan (shalawat) kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada Alllah untukku wasilah, karena ia adalah tempat di surga,(yang mana tidak layak) melainkan untuk seorang hamba diantara hamba-hamba Allah. Dan saya berharap itu adalah diriku. Barangsiapa yang memohon kepada Allah untuk diriku wasilah maka dia (berhak) mendapatkan syafa’at. [HR.Muslim di shohehnya].

Dan beliau juga bersabda:

مَن قال حينَ يسمعُ النِّداءَ : الَّلهمَّ ربَّ هذه الدعوةِ التَّامةِ ، و الصَّلاةِ القائمةِ آتِ محمَّدًا الوسيلةَ و الفَضيلةَ ، و ابعثه مقامًا محمودًا الَّذي وعدته إلَّا حلَّت لهُ الشَّفاعةُ يومَ القيامةِ

Barangsiapa yang (berdoa) ketika (selesai) mendengarkan adzan “Ya Allah Tuhan panggilan yang sempurna ini, dan shalat (yang akan) ditunaikan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah ia ke dalam tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan. Maka (ia berhak) mendapatkan syafaatku pada hari kiamat”.

HR.Bukhori di shohehnya  selesai. Dan Baihaqi rahimahullah menambahkan dengan sanad hasan setelah ucapan “yang telah Engkau janjikan” (sesungguhnya Engkau tidak (pernah) menyalahi janji)(Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 10/363)

والله أعلم

DIsalin dari islamqa


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/4424-amalan-antara-adzan-dan-iqamah-menjawab-adzan-dari-radio-tape.html